Ini kataku.. kataKrisna.. semoga bisa berbagi info, ilmu, pengetahuan, dan pengalaman

Jumat, 16 Oktober 2015

Rumput Tetangga Lebih Hijau


Sering sekali kita mendengar kalimat "rumput tetangga lebih hijau". Ya, tepat di saat ingin menggambarkan kondisi orang lain (terlihat) lebih baik dari kita. Tapi, apakah kalimat ini sekadar kiasan?

Saya tinggal di sebuah rumah sederhana dalam komplek. Masih banyak rumah yang belum berpagar di sini, termasuk rumah saya, sehingga halaman rumah bisa terlihat jelas. Sejak awal pindah ke rumah ini, saya berniat memelihara taman, tapi saya tidak berencana membeli rumput untuk ditanam. Saya biarkan rumput liar tumbuh di pekarangan saya yang masih gundul. Seminggu sekali saya rajin memangkas rumput-rumput liar itu hingga tersisa sekitar 5 sentimeter. Tujuannya ya supaya enak dilihat. Sekitar 3 bulan, taman saya yang gundul sudah hijau tertutupi hamparan rumput liar, yang selalu saya rawat.
Tidak mudah memelihara rumput liar, karena tumbuhnya sangat cepat, saya pun harus sangat rajin memotongnya. Tangan saya selalu kapalan dan lecet setelah memotongnya. Batang rumput liar begitu keras dan saya membutuhkan tenaga untuk memotong rumput-rumput liar itu yang terhampar seluas kira-kira 10 meter persegi.
Musim kemarau datang, dan beberapa tetangga mulai mengeluhkan tanamannya mulai kering, termasuk rumput-rumput yang mereka tanam dengan harga beli rumput yang tidak murah. Kian hari, rumput mulai menguning, dan menjadi gundul.
Lalu, apa yang mereka lihat di pekarangan saya, "rumputnya hijau sekali, pakai apa, gimana cara merawatnya, ini rumput apa?" Saya hanya menjawab, "ini rumput liar, yang rajin saya siram dan saya potong jika panjangnya sudah lebih dari 5 cm."
Tak tanggung-tanggung, saat saya memotong rumput, salah satu tetangga mengatakan berencana ingin merawat rumput liar seperti saya. Dipinjamlah gunting rumput saya. Pekarangannya masih gundul dan hanya tumbuh rumput di beberapa bagian, persis seperti awal saya merawat rumput liar. Tak sampai 10 menit, dia kembalikan gunting saya, dan bilang "wah saya menyerah, susah motongnya, perasaan klo liat sampeyan lagi gunting rumput rasanya mudah dan gampang." Saya hanya tersenyum, dan dalam hati berkata, "tangan saya selalu kapalan dan capeknya luar biasa." Tapi dibalik usaha saya, tetangga mengakui di musim kering seperti ini, rumput saya lebih hijau.

Ilustrasi yang saya alami itu, membawa saya menelaah tentang sebuah kiasan "rumput tetangga lebih hijau". Persis seperti kenyatannya, yang kita lihat adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah susah payah, usaha kerja keras, sehingga membuahkan hasil yang bisa dilihat orang lain. Tetangga-tetangga saya melihatnya mudah dan lalu meniru, tertanya saat mencoba tak semudah kelihatannya. Saya rasa, begitu pula dengan kiasannya, kita hanya melihat dan menilai apa yang didapat dan diperoleh orang lain, padahal kita tidak tahu bagaimana dia melakukan kerja kerasnya yang belum tentu mampu kita lakukan. (MK)


sumber gambar: http://images.fondecranhd.net/grass/pethfruvh2w.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar